Artikel

RUMAH SINGGAH JENDERAL SUDIRMAN

14 Februari 2018 10:47:45  Administrator  3 Kali Dibaca  Potensi - Produk Usaha

Perlu diketahui generasi saat ini sebagai sebuah pelajaran berharga sosok pahlawan kemerdekaan RI ini, Jenderal Sudirman sangat rajin melaksanakan salat malam. Setidaknya hal tersebut yang sampai saat ini masih sangat dikenang masyarakat Krajan RT.03/RW.01 Bodag Panggul Trenggalek karena panglima besar TNI tersebut pernah singgah untuk waktu tiga hari di dusun tersebut saat berlangsung perang gerilya.

"Menurut cerita dari pinisepuh, saat berada di rumah Keluarga Bapak Moch Ngabdi, Pak Dirman rajin salat. Bahkan selalu melaksanakan salat malam. Padahal cuma tiga hari, tapi benar-benar berkesan bagi warga sini," tutur Kepala Desa Bodag Panggul Trenggalek Purwito saat menerima Tim Travel Heritage Dinas Kebudayaan DIY belum lama ini.

Saat ini, rumah Moch Ngabdi yang dulunya merupakan guru ngaji dan pemuka masyarakat setempat tersebut dijadikan monumen tempat peristirahatan Panglima Besar Jenderal Sudirman dan sudah direnovasi pada 5 November 2003 oleh Letkol R Srenggoro Putro. Secara umum, rumah tersebut bentuknya masih seperti aslinya.

Sejumlah benda yang pernah digunakan Jenderal Sudirman selama beristirahat di rumah tersebut juga masih terawat dengan baik, seperti sajadah, sorban, bokor, Al Quran hingga tempat tidur yang dipakai Pak Dirman.

Di rumah tersebut juga terpasang banyak foto Pak Dirman dalam berbagai kegiatan hingga massa pelayat yang memenuhi kompleks Masjid Gedhe Kauman saat Pak Dirman selesai disalatkan dan hendak dimakamkan di TMP Kusumanegara. "Keluarga sengaja merawat tempat ini dan menjaga keasliannya. Tiap tahun anak cucu Moch Ngabdi juga memakai rumah ini sebagai tempat berkumpul sekaligus mengenang Pak Dirman," ucap Purwito.

Menurut Purwito berdasar cerita turun-temurun, dulu banyak warga yang berebut ikut mengangkat tandu Pak Dirman. Beberapa saksi sejarah masih bisa dijumpai meski tidak bisa lagi menceritakan secara detil karena faktor usia dan penurunan daya ingat.

Wilayah peristirahatan ini menurut Purwito ( Kades Bodag ) memang cocok dijadikan tempat persembunyian. Letaknya dikelilingi pegunungan dengan keberadaan hutan yang cukup lebat ketika itu. Selain itu, posisinya merupakan perbatasan antara Trenggalek dan Pacitan sehingga mempermudah akses komunikasi. Namun begitu, ada sumber air yang dekat dengan lokasi sehingga memudahkan pejuang untuk mempertahankan diri di tengah kekurangan bahan makanan

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image